Refraktometer Dan Indeks Bias
Arikel ini berisi tentang apa itu Refraktometer, apa kegunaannya, bentuk alatnya, apa itu indeks bias & hubungannya dengan Indeks bias.
Artikel ini di kutip dari beberapa blog yang dirangkum dan di lengkapi, salah satunya http://landasanteori.blogspot.com. Selamat membaca
Pengertian Refraktometer Dan Indeks bias
Refraktometer adalah alat yang
digunakan untuk mengukur kadar/ konsentrasi bahan terlarut. Misalnya gula,
garam, protein, dsb.
Refraktometer Abbe adalah refraktometer untuk mengukur indeks bias cairan, padatan dalam cairan atau serbuk dengan indeks bias dari 1,300 sampai 1,700 dan persentase padatan 0 sampai 95%, alat untuk menentukan indeks bias minyak, lemak, gelas optis, larutan gula, dan sebagainnya, indeks bias antara 1,300 dan 1,700 dapat dibaca langsung dengan ketelitian sampai 0,001 dan dapat diperkirakan sampai 0,0002 dari gelas skala di dalam (Mulyono, 1997).
Pengukurannya didasarkan atas prinsip bahwa cahaya yang masuk melalui
prisma-cahaya hanya bisa melewati bidang batas antara cairan dan prisma kerja
dengan suatu sudut yang terletak dalam batas-batas tertentu yang ditentukan
oleh sudut batas antara cairan dan alas
Prinsip kerja dari refraktometer sesuai dengan namanya
adalah memanfaatkan refraksi cahaya. Refraktometer ditemukan oleh Dr. Ernest
Abbe seorang ilmuan dari German pada permulaan abad 20 (Anonim, 2010).
Pada saat melihat contoh skala pada Refraktometer :
Indeks bias adalah perbandingan kecepatan cahaya dalam udara dengan kecepatan
cahaya dalam zat tersebut. Indeks bias berfungsi untuk identifikasi zat
kemurnian, suhu pengukuran dilakukan pada suhu 20oC dan suhu
tersebut harus benar-benar diatur dan dipertahankan karena sangat mempengaruhi
indeks bias. Harga indeks bias dinyatakan dalam farmakope Indonesia edisi empat
dinyatakan garis (D) cahaya natrium pada panjang gelombang 589,0 nm dan 589,6
nm. Umumnya alat dirancang untuk digunakan dengan cahaya putih. Alat yang
digunakan untuk mengukur indeks bias adalah refraktometer ABBE. Untuk mencapai
kestabilan, alat harus dikalibrasi dengan menggunakan plat glass standart
(Anonim, 2010).
Faktor-faktor penting yang harus diperhitungkan pada semua pengukuran refraksi
ialah temperatur cairan dan jarak gelombang cahaya yang dipergunakan untuk
mengukur n. Pengaruh temperatur terhadap indeks bias gelas adalah sangat kecil,
tetapi cukup besar terhadap cairan dan terhadap kebanyakan bahan plastik yang
perlu diketahui indeksnya. Karena pada suhu tinggi kerapatan optik suatu zat
itu berkurang, indeks biasnya akan berkurang. Perubahan per oC
berkisar antara 5.10-5 sampai 5.10-4. Pengukuran yang
seksama sampai desimal yang ke-4 hanya berarti apabila suhu diketahui dengan
seksama pula.
Perbandingan sinus sudut datang dan sinus sudut bias adalah konstan. Ini
dinamakan hukum Snell, dinamakan sesuai nama matematikawan Belanda Willebrod
Snell Von Royen (1591-1626), dan dinyatakan oleh:
Sinθisinθr=n21
Konstanta
n21 disebut indeks bias medium (2) relatif terhadap medium (1).
Nilai numerik konstanta itu tergantung pada sifat dasar gelombang dan pada
sifat-sifat kedua media
Indeks refraksi larutan gula tergantung jumlah zat-zat yang terlarut, dan
densitas suatu zat cair, meskipun demikian dapat digunakan untuk mengukur
kandungan gula. Cara ini valid untuk pengukuran gula murni, karena adanya zat
selain gula mempengaruhi refraksi terhadap sukrosa. Oleh sebab itu, pengukuran
indeks refraksi dapat digunakan untuk memperkirakan penentuan kandungan zat
kering larutan terutama sukrosa (Anonim, 2010).
Anda sedang membaca artikel tentang Refraktometer Dan Indeks Bias dan anda bisa menemukan artikel ini dengan url http://kimiatip.blogspot.com/2013/05/refraktometer-ban-indeks-bias.html. Jika anda ingin menyebarluaskan artikel ini mohon cantumkan link sumbernya! Terima kasih.
Post a Comment
Terimakasih atas komentarnya