Standarisasi Larutan Standar Sekunder NaOH
Dalam praktikum di laboratorium kita akan menemukan suatu proses yang disebut titrasi / penitaran. Pada penitaran terdapat 2 jenis larutan yaitu, Larutan standar sekunder dan larutan standar primer. Baiklah, kali ini kita akan mengulas tentang "Standarisasi Larutan Standar Sekunder NaOH" Selamat membaca
TUJUAN
- Praktikan dapat memahami dan menstandarisasi larutan baku sekunder NaOH dengan larutan baku primer.
- Dapat melakukan proses titrasi.
TEORI DASAR
Kadar suatu asam dapat ditentukan dengan cara titrasi menggunakan titrasi basa. Demikian pula sebaliknya, kadar suatu basa datap ditentukan dengan titrasi menggunakan penitrasi asam. Titrasi asam basa pada prinsipnya melibatkan reaksi penetralan ion H+ dari asam oleh ion OH- dari basa atau sebaliknya. Asam dan basa dalam air, apakah itu asam/basakuat/lemah dapat terionisasi dalam air.
Reaksi asam basa adalah reaksi yang terjadi antara larutan
asam dengan larutan basa, hasil reaksi ini dapat bersifat netral disebut juga
reaksi penetralan asam basa tergantung pada larutan yang direaksikan. Larutan yang
direaksikan ini salah satunya disebut larutan baku. Larutan baku adalah larutan
yang konsentrasinya diketahui dengan tepat dan dapat digunakan untuk menentukan
konsentrasi larutan lain. Larutan baku ada dua yaitu larutan baku primer dan
larutan baku sekunder.
Larutan baku
primer adalah larutan baku yang konsentrasinya dapat ditentukan dengan jalan
menghitung dari berat zat terlarut yang dilarutkan dengan tepat. Larutan baku
primer harus dibuat dengan:
a) Penimbangan dengan
teliti menggunakan neraca analitik
b) Dilarutkan dalam labu
ukur
Bahan kimia yang dapat digunakan sebagai bahan membuat
larutan standar primer harus memenuhi tiga persyaratan berikut:
a)
Benar-benar ada dalam keadaan murni dengan kadar pengotor
b)
Stabil secara kimiawi, mudah dikeringkan dan tidak bersifat higroskopis.
c)
Memiliki berat ekivalen besar, sehingga meminimalkan kesalahan akibat
penimbangan.
ALAT DAN BAHAN
Alat
- botol timbang - labu ukur 50 ml
- pipet ukur 10 ml - corong
- pipet takar 10 ml - gelas piala 250 ml
- buret 50 ml
- erlenmeyer 250 ml
- batang pengaduk
Bahan
- NaOH
- Asam Oksalat
- aquades
- indicator fenolphtalein
- metil merah, fenol merah
CARA KERJA
- Pembuatan larutan standar asam oksalat 0,1N
- Timbang +- 0,6300gram ( COOH)2.2H2O
- Larutkan dengan akuades (+-10 ml)
- Masukan ke dalam labu ukur 100 ml
- Bilas botol dan encerkan
- Homogenkan
- Hitung konsentrasi larutan
- Pembuatan larutan sorensen dan larutan NaOH 0,1N
- Masukan air suling 25 ml dalam gelas piala 50 ml. Tambahkan sedikit demi sedikit 25gram NaOH. Biarkan 2-3 hari.
- Larutan sorensen yang diperoleh diambil yang jernih. Pipet Mohr dengan dengan Bulb 1,3 ml masukan dalam labu ukur / gelas piala.
- Encerkan dengan aquades dan masukan ke botol.
- Standarisasi Larutan NaOH
- siapkan peralatan titrasi
- pipet masing-masing 10 ml larutan asam oksalat ke dalam erlenmeyer , tambahkan indikator.
- isi buret dengan NaOH yang akan di standarisasi
- lakukan penitaran
Data Praktikum
gram asam oksalat ditimbang : 0,6300 gram
gram asam oksalat tertimbang : 0,6312 gram
N. Oksalat = gr x 1000
BE V
= 0,6312 x 1000 = 0,1001 NProses Penitaran
63,035 100
V1 = 12,50 mlKonsentrasi NaOH :
V2 = 12,50 ml
V rata-rata = 12,50 ml
( V x N ) NaOH : ( V x N ) asam oksalat
12,50 ml x N NaOH - 10 ml x 0,001 N
N. NaOH = 10 ml x 0,001 NKESIMPULAN
12,50 ml
N. NaOH = 0,0801 N
Konsentrasi NaOH yang didapatkan ialah 0,0801 N
DAFTAR PUSTAKA
- Modul penuntun praktikum kimia analitik, Dra.Hj.Elizarni.Evajumery ATIP Padang.
- www.wikipedia.com
- www.google.com
Anda sedang membaca artikel tentang Standarisasi Larutan Standar Sekunder NaOH dan anda bisa menemukan artikel ini dengan url http://kimiatip.blogspot.com/2013/07/Standarisasi-Larutan-Standar-Sekunder-NaOH.html. Jika anda ingin menyebarluaskan artikel ini mohon cantumkan link sumbernya! Terima kasih.
Post a Comment
Terimakasih atas komentarnya